Nizham Al Mulk


Dia adalah seorang menteri terkemuka, Nizham Al Mulk, Qiwam Ad-Din, Abu Ali Al Hasan bin Ali bin Ishaq Ath-Thusi. Dia adalah orang yang cerdas, penguasa, pakar, religi, terhormat, dan pemimpin majlis ulama qira‘ah dan ulama fikih.
Dia membangun sekolah terkenal di Baghdad, Naisabur, dan Thus. Dia sangat menjunjung tinggi ilmu. Dia sangat dekat dengan para siswa, mengimlakkan (mendiktekan) hadits dan mempunyai reputasi luar biasa.
Ayahnya termasuk pemimpin Baihaq. Dia tumbuh dan belajar ilmu Nahwu, menulis dan membuat syair. Dia mengabdi di Ghaznah dan seiring dengan berubahnya zaman, dia diangkat menjadi menteri pada masa pemerintahan Sultan Alb Arsalan dan putranya Malik Syah. Dia mengatur jalannya pemerintahan Malik Syah dengan sebaik mungkin. Pada masanya kezhaliman menurun. Dia sangat sayang dengan rakyat, membangun gedung, dan didekati oleh orang-orang mulia hingga dia menjadi orang yang terkemuka. Hal ini berlangsung hingga dua puluh tahun.
Dia orang yang baik, bertakwa kepada Allah, dekat dengan orang-orang shalih dan patuh dengan nasihat mereka. 
Dia dilahirkan pada tahun 408 H dan wafat dalam keadaan puasa pada bulan Ramadhan. Seorang pengikut Bathiniyah yang berpenampilan sebagai seorang sufi mendatanginya. Dia menceritakan sebuah cerita dan Nizham mendengarkannya. Orang itu menikamnya dengan sebilah pisau tepat di jantungnya, kemudian dia kabur. Orang-orang menangkap dan membunuh pembunuh Nizham itu pada tahun 485 H di dekat Nuhawand. Kata terakhir yang terucap dari mulut Nizham adalah, “Jangan kalian bunuh pembunuhku. Aku telah memaafkannya. Tiada Tuhan selain Allah.
Ibnu Khallikan berkata, “Nizham Al Mulk menghadap Al Muqtadi Billah dan dia pun menyambutnya seraya berkata, ‘Wahai Hasan, Allah telah meridhaimu sebagaimana Amirul Mukminin meridhaimu’.”
Nizham adalah seorang pengikut madzhab fikih Syafi’i dan madzhab akidah Asy’ari.
Sebuah pendapat mengatakan, “Pembunuhan itu atas perintah Sulthan yang meninggal sekitar sebulan setelahnya.”
Sebuah pendapat mengatakan, “Nizham selalu dalam keadaan mempunyai wudhu, selama mempunyai wudhu dia selalu melakukan shalat sunnah, senantiasa berpuasa hari Senin dan Kamis, memperbarui gedung di Khawarizm, Thus dan Bimaristana dengan biaya lima puluh dinar. Dia juga membangun sekolah di Marwa, Harah, Balkh, Bashrah dan Ashfahan. Dia adalah orang yang murah hati, baik, penuh semangat dan dikenal patuh kepada orang-orang shalih.
Sebuah pendapat mengatakan bahwa dia bersedekah sebanyak seratus dinar setiap hari.
Ibnu Aqil berkata, “Sejarah Nizham telah membuka akal pikiran dengan kebaikan, kemuliaan dan keadilannya. Dia telah menghidupkan panji-panji agama. Hari-harinya dipenuhi dengan orang yang suka ilmu. Dia terbunuh ketika dalam perjalanan haji pada bulan Ramadhan. Dia wafat sebagai raja di dunia dan di akhirat. Semoga Allah merahmatinya.
--------------
siyar alam an-nubala
pustakaazzam.com

No comments:

Post a Comment