Al Abiwardi


Dia adalah Al Ustadz Al Imam Al Akmal Abu Al Muzhaffar Muhammad bin Abu Al Abbas Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Ishaq bin Muhammad bin Ishaq bin Al Hasan bin Manshur bin Muawiyah bin Muhammad bin Utsman bin Anbasah bin Utbah bin Utsman bin Anbasah bin Abu Sufyan Al Umawi Al Anbasi Al Mu’awi Al Abiwardi,42 seorang ahli bahasa, penyair pada masanya dan penulis buku. Jarak antara dia dan Abu Sufyan adalah lima belas generasi.
Yahya bin Mandah berkata, “Sastrawan Abu Al Muzhaffar ditanya tentang hadits-hadits yang berhubungan dengan sifat Allah. Dia berkata, ‘Sifat-sifat itu benar dan bukan untuk dibahas’.”
As-Sam’ani berkata, “Aku mendengar lebih dari seorang berkata, ‘Al Abiwardi berdoa dalam shalatnya, “Ya Allah berikan aku bagian timur dan barat bumi ini’.”
Aku katakan, “Dia orang yang banyak ilmunya, taat beragama dan wara’. Dia orang yang bagus, rapi dan berwibawa. Dia bangga menulis namanya dengan Al Absyami Al Mu’awi.” Sebuah pendapat mengatakan bahwa dia menulis sepucuk surat kepada Khalifah Al Mustazhhir Billah dengan nama “Al Mamluk Al Mu’awi”. Al Mustazhhir menghapus huruf mim sehingga menjadi “Al ‘Awi” dan surat itu dikembalikan kepadanya.
Hammad Al Harrani berkata, “Aku mendengar seorang salaf berkata, ‘Demi Allah Al Abiwardi adalah seorang yang taat beragama, baik, shalih dan tsiqah. Dia berkata kepadaku, ‘Demi Allah aku tidak tidur di dalam rumah yang ada Kitab Allah dan hadits Rasulullah sebagai penghormatan kepada keduanya’.”
Abdul Ghafir di dalam kitab As-Siyaq berkata, “Dia seorang yang terkemuka, terpandang dan memiliki posisi penting di mata Sultan. Tampak dalam ucapannya dia mendukung khalifah, menyeru untuk mengikuti keutamaannya dan mengklaim bahwa khalifah berhak atas tampuk kepemimpinan. Tampak bisikan setan tumbuh di dalam kepalanya, hingga dia harus meninggalkan Baghdad dan kembali ke Hamadzan. Dia tinggal di sana mengajar dan menulis selama beberapa masa.”
Al Abiwardi meninggal di Ashfahan karena diracun pada tahun 507 H.
Muhammad bin Abdul Malik Al Hamadzani berkata, “Al Abiwardi datang ke Baghdad pada tahun 480 H. Dia tekun mempelajari buku-buku madrasah An-Nizhamiyyah. Dia adalah sosok yang sangat cerdas. Pada suatu saat dia mendengar qashidah panjang, kemudian dia meriwayatkannya. Kadang dia membaca cepat sebuah buku, mengingat makna-maknanya dan mengajarkannya. Dia dicela karena takjub dengan dirinya sendiri. Dia orang yang suci dan sufi. Dia banyak memuji wazir Abu Manshur  bin Jahir hingga mendapatkan dukungan penuh dari Sang Wazir. Kemudian dia menyindirnya di depan pendukung Al Malik bin An-Nizham. Lalu Ibnu Jahir menghadap Khalifah melaporkan bahwa Al Abiwardi menyindirnya dan memuji penguasa Mesir. Maka keluarlah perintah untuk membunuhnya. Al Abiwardi pun lari ke Hamadzan.
---------------
siyar alam an-nubala
pustakaazzam.com

No comments:

Post a Comment