Reference

Kini tersedia buku referensi biografi Islam khusus untuk kisah sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin.
Bagi yang ingin memilikinya secara lengkap silakan hubungi kami: Hp.: 0856-4312-1826 atau email: larelingga@gmail.com.

Katerangan buku:
Judul: Ringkasan Siyar A'lam An-Nubala
Jilid: 4 jilid
Pengarang: Imam Adz-Dzahabi
Penyusun: Dr. Muhammad Hasan bin Aqil Musa Asy-Syarif,
Terbitan: Pustaka Azzam
Harga: 409.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Berat: Kurang dari 5 kg.
 
Jilid 1 (jilid 2-4 sama)
Sejarah adalah salah satu disiplin ilmu yang mulia dan bermanfaat. Setiap peristiwa yang telah terjadi di dalam sejarah melahirkan pelajaran, sedangkan tragedinya menimbulkan tetesan air mata. Memang benar, orang-orang yang peduli dengan kebangkitan Islam selayaknya bercermin kepada sejarah, mengarahkan perhatian, dan menimba sesuatu yang positif bagi generasi penerus untuk meluruskan jalan dan menjernihkan pikiran mereka.
Kilasan tentang Kitab Siyar dan Faktor yang Melatarbelakangi Pemilihan Kitab ini
Kitab Sirah ini merupakan kitab yang berbobot, lengkap dengan berbagai macam disiplin ilmu, dan segudang informasi, yang tidak hanya terbatas pada satu periode generasi atau satu masa, tetapi mencakup awal mula kemunculan Islam hingga abad tujuh Hijriyah. Informasi-informasi yang dimuat di dalamnya juga mencakup kota-kota Islam pada umumnya.
Selain itu, kitab ini cukup representatif untuk memenuhi keinginan para sejarawan, ahli jarh dan ta’dil*, serta kalangan peneliti, akan informasi tentang semangat dan perhatian generasi Islam terdahulu dalam berdakwah serta beribadah.
Kitab ini juga memberikan informasi lengkap tentang sejarah ketimuran kita, rambu-rambu jalan, dan segudang pelajaran.
Begitu pula informasi tentang tokoh-tokoh umat Islam, kilasan tentang kondisi dan ibadah mereka, yang diperlukan oleh kalangan yang ingin mendapatkan gambaran tentang kehidupan generasi Islam pada masa sekarang dan akan datang, insyaallah.
Peringatan tentang konsekuensi yang diterima oleh orang-orang zhalim, sombong, melampaui batas, ahli bid’ah, fasik, dan ahli maksiat, sehingga generasi saat ini dapat lebih berhati-hati, juga terangkum di dalamnya.
Muatan kisah-kisahnya yang indah dan langka bisa menjadi bahan cerita alternatif untuk menggantikan posisi berita dan informasi yang tidak mendidik, yang dijejali oleh kalangan yang menginginkan generasi umat Islam rusak.
Selain itu, ada sejumlah kaidah-kaidah agama, mulai dari tauhid, perilaku, dan interaksi sosial yang menyejukkan hati, dimuat di sini. Hal itu dikemukakan oleh Adz-Dzahabi di sela-sela pemaparannya tentang biografi seorang tokoh.
Kitab As-Siyar ini, sebagaimana yang telah dikatakan, adalah Maha karya yang tidak dapat ditelaah dan dipahami oleh generasi saat ini secara detail untuk diambil pelajarannya. Disamping memuat materi jarh wa ta’dil, kitab ini juga memuat sejumlah hadits dan atsar, biografi hampir semua guru dan murid tokoh yang ditulis, ribuan biografi yang manfaatnya hanya terbatas pada kelompok khusus dalam ilmu-ilmu syariat, sanad-sanad yang panjang, kisah, dan informasi yang sebagiannya tidak autentik atau diulang-ulang, dan informasi berharga lainnya. Oleh karena itu, aku melakukan koreksi terhadap kitab ini setelah membacanya, sehingga memudahkan pembaca mengambil nilai positif yang merupakan cita-cita para pembaharu dan sarana para pengajar. Semoga Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa berkenan memberikan bimbingan dan menunjuki jalan yang benar dalam menunaikan tugas ini.

Faktor yang Melatarbelakangi Pemilihan Kitab ini
Sebelumnya telah dijelaskan alasanku memilih kitab ini, tetapi ada faktor lain yang memotivasiku, diantaranya:
1.       Ketelitian penulis. Dia tidak hanya memaparkan biografi orang yang ditulis, tetapi juga disertai dengan komentar jika menurutnya perlu, yaitu dengan melakukan pengecekan secara detail terhadap cerita yang dipaparkannya, baik dengan menyebutkan sisi kekurangannya maupun menjelaskan kelebihannya jika orang-orang pada umumnya mengecapnya buruk, atau berpandangan lain jika memungkinkan, atau mengkritik perilakunya dengan kritik yang didasarkan pada syariat. Kemudian dia berusaha mengeluarkan penilaian secara umum terhadap orang yang ditulis biografinya itu, disertai dengan ketelitian.
            Ketelitian dalam menilai kepribadian manusia ini, memberikan cahaya terang yang dapat diambil manfaatnya oleh kebangkitan Islam, yaitu kebangkitan yang hampir memberikan hasilnya jika tidak dikotori oleh ulah sebagian orang yang memiliki pandangan picik, yang menuduh para ulama dan da’i sebagai orang-orang fasik, ahli bid’ah, berpaling dari madzhab salaf, tidak berhati-hati dalam menilai orang lain, dan tidak takut kepada Allah ketika berprasangka buruk terhadap orang lain.
            Ada juga orang yang tidak bisa hidup kecuali dengan mencela orang yang tidak sama dengannya, melupakan kebaikannya, dan menyembunyikannya. Orang-orang seperti itulah yang disangkal habis-habisan oleh Imam Adz-Dzahabi, yang akan Anda temukan di sela-sela pemaparan buku ini secara jelas, Insya Allah.
2.  Adanya kajian kritis dalam kitab ini. Adz-Dzahabi seringkali tidak membiarkan peristiwa sejarah berjalan tanpa kritik jika menurutnya memang perlu dikritik dan dijelaskan. Oleh karena itu, Anda melihat beliau terkadang menolak peristiwa yang dinilainya mungkar atau mengoreksi peristiwa yang masih sebatas asumsi atau mendukung pendapat penulis lain atau menjelaskan pendapatnya dalam masalah yang perlu dirinci, dijelaskan, dan sebagainya. Metode kritis semacam inilah yang sering ditinggalkan oleh buku-buku sejarah dan biografi lainnya. Kritik membangun perlu dilakukan untuk mengoreksi peristiwa sejarah dan mengarahkannya pada alur sejarah yang bersih, yang jauh dari sikap berlebih-lebihan dan lemah.
3. Kitab ini memuat masalah-masalah yang tidak dimuat oleh kitab-kitab lain, karena ia memadukan informasi sejarah dengan riwayat hidup. Kitab Al Bidayah wa An-Nihayah misalnya, memuat cerita-cerita sejarah yang cukup luas, tetapi tidak memuat biografi para ulama, orang-orang pilihan, para pemimpin, dan sebagainya. Begitu juga kitab Al Kamil karya Ibnu Al Atsir dan kitab Tarikhul Umam wa Al Muluk karya Ath-Thabari. Memang ada kitab-kitab yang memuat biografi para tokoh seperti ini, akan tetapi rentetan cerita sejarah dengan metode penyusunan yang runtun tidak ditemukan di dalamnya. Misalnya kitab Hilyah Al Auliya‘ dan Ath-Thabaqat karya Ibnu Sa’ad, serta Wafayat Al A’yaan.
            Sedangkan kitab ini membahas tentang biografi secara panjang lebar disertai dengan cerita-cerita sejarah dan metode yang runtun, yang ditulis di sela-sela penulisan biografi seorang tokoh, khususnya biografi para khalifah, raja, dan pemimpin.
4.  Kitab As-Siyar ini mencakup sebagian besar sejarah orang-orang penting di mata manusia —kebanyakan mereka atau sebagian mereka, walaupun cacat di mata syariat— tidak hanya memuat pengikut madzhab fikih tertentu, raja, khalifah, pemimpin, penyair, ahli sastar Arab, ahli bahasa, pahlawan, satria, pemimpin perang, dokter, hakim, filsuf, praktisi, dan penganut madzhab tertentu, tetapi juga mencakup seluruh kelompok yang disebutkan dan hampir mencakup seluruh teritorial Islam.
            Memang benar biografi para ahli hadits lebih banyak disebutkan daripada tokoh-tokoh lainnya. Hal itu karena perhatian Adz-Dzahabi terhadap hadits lebih besar daripada disiplin ilmu lainnya, karena memang beliau seorang hafizh* dan mahir di dalam hadits. Akan tetapi, kebanyakan para ahli hadits pada abad keemasan Islam dan sesudahnya, adalah para ahli fikih, ahli tafsir, orang-orang yang berperang di jalan Allah, para sastrawan, ahli nahwu, dan tokoh-tokoh lainnya yang terkenal.”

Metode Penyeleksian
1.    Aku menghilangkan beberapa biografi yang dianggap memiliki sedikit manfaat bagi para ilmuwan dan hanya menyisakan —berdasarkan ijtihad pribadi yang lemah— biografi yang memiliki manfaat luas bagi para pembaca secara umum.
       Jumlah biografi yang terseleksi dalam buku ini adalah 993 biografi dari jumlah asalnya lebih dari 5925 .
2.    Aku menghilangkan informasi yang disebutkan secara berulang-ulang dan memilih yang terbaik —menurutku— dan membuang informasi yang tidak perlu disebutkan, yang mungkin perlu dikembalikan kepada sumber aslinya.
3.    Aku menghilangkan hadits-hadits yang diriwayatkan Adz-Dzahabi dari jalur periwayatan tokoh yang ditulis tersebut dan seterusnya.
4.    Aku memilih catatan pinggir yang pada awalnya tidak sesuai dengan tujuan penyeleksian yang dibuat, guna lebih memahamkan pembaca agar bisa dinikmati tanpa ada yang mengendalikan atau yang memutusnya. Selain itu, aku memberikan penjelasan dalam hal yang ditetapkan dengan penjelasan yang kuat Insya Allah dan tidak menetapkan sesuatu dari diriku sendiri kecuali di beberapa tempat yang perlu dijelaskan, dan itu aku tulis dengan kalimat “menurut aku”.
5.    Aku memberikan tanda pelafalan huruf sebagai pelengkap terhadap apa yang telah dibuat oleh para muhaqqiq, sehingga pembaca pada segala zaman bisa membacanya dengan benar.
6.    Aku menghilangkan sanad-sanad yang bisa dibuang dan hanya membiarkan sanad yang dibutuhkan.
7.    Aku tidak menyebutkan sumber riwayat para muhaqqiq terhadap hadits, atsar, dan perkataan kecuali hanya sekilas, dan itu pun di beberapa tempat tertentu yang perlu dilakukan. Hal ini dilakukan karena dua sebab, yaitu:
a.     Para muhaqqiq terlalu luas dalam melakukan takhrij, tetapi alurnya berbeda dengan tujuan dari ringkasan ini.
b.    Sumber riwayat tidak terlalu diperhatikan oleh pembaca secara umum, dan bagi yang ingin mengetahui secara mendetail, dapat melihat langsung ke sumber aslinya yang cukup luas, dan mungkin diperlukan oleh para penuntut ilmu. Aku mengganti penyebutan sumber periwayatan dengan tetap mencantumkan hadits, atsar, dan khabar yang ada dalam wilayah pengambilan hujjah (landasan argumentasi). Aku juga mengeluarkannya —menurut perkiraanku— dari seleksi ini tema-tema, keraguan-keraguan, dan segala sesuatu yang tidak dijadikan hujjah. Hal itu dilakukan karena bersandar pada keraguan Adz-Dzahabi sendiri atau para muhaqqiq terhadapnya. Oleh karena itu, aku memberikan pengecualian sebagai berikut:
- Jika berita atau kisah itu perlu dicantumkan, maka itu dicantumkan dan diceritakan, sebagaimana dikatakan oleh Adz-Dzahabi atau para muhaqqiq.
- Terkadang aku menggunakan istilah yang ditulis oleh Adz-Dzahabi dengan istilah “dikatakan, diriwayatkan” dan sebagainya, yang masuk dalam kategori istilah hadits dha’if.
- Apa saja yang tidak ditanggapi oleh Adz-Dzahabi dan para muhaqqiq sementara kebenarannya belum jelas —padahal itu termasuk hadits yang tidak bermasalah— maka aku memilihnya dan meriwayatkannya.
8.    Dalam pemaparan biografi, aku cenderung menyebutkan informasi sebatas nama orang, nama ayah, kakek, dan hal lain yang perlu diketahui seperti nasab, negeri, karya tulis, kemudian tahun kelahiran dan kematian —jika ditemukan— serta menghilangkan bulan dan tanggal. Aku juga menyisakan pendapat yang paling kuat dalam hal ini berdasarkan pen-tarjih-an penulis, muhaqqiq, atau penyusun ringkasan ini.
9.    Setiap biografi yang ada di dalam catatan pinggir, aku sebutkan tempat asal keberadaannya, baik sedikit maupun banyak.
10.  Aku memberikan nomor urut untuk setiap tokoh yang ditulis biografinya.
11.  Aku kembali kepada beberapa sumber dan pustaka yang bisa dijadikan hujjah untuk melakukan proses penyeleksian ini.
12.  Aku membuat daftar isi tentang tokoh yang biografinya dicantumkan di dalam buku ini. Mengenai daftar isi, bagaimana cara menggunakannya, akan dijelaskan pada akhir kitab, dan mungkin daftar isi ini bisa dianggap sebagai intisari dari penyeleksian ini atau kesimpulan yang disusun berdasarkan metode tertentu, dan bisa digunakan oleh pelajar untuk mencari dengan cepat serta menemukan tema di dalam buku ini dengan mudah.
Aku berharap pembaca buku ringkasan ini dapat memaklumi keterbatasan dan kekuranganku dengan syarat seperti yang telah dikemukakan, karena ini adalah usaha manusia biasa yang penuh dengan cacat dan kekurangan. Bagi pihak yang menemukan kesalahan atau kekurangan di dalam karya ini, sudi kiranya memberikan teguran dan kritikan. Terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa membalas dengan kebaikan yang setimpal.

No comments:

Post a Comment