Mu’aiqib bin Abu Fatimah Ad-Daudsi

cara-global.blogspot.com - Dia berasal dari golongan Muhajirin dan termasuk pemimpin bani Abdusy- Syam. 

Abu Bakar mengangkatnya sebagai pejabat baitul mal.

Dia pernah hijrah ke Habasyah, dan ada yang mengatakan bahwa dia datang bersama Ja’far pada malam Khaibar, lalu dia diuji dengan penyakit kusta. 


Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid, dia berkata, “Aku pernah diperlakukan kasar oleh Yahya bin Al Hakam, maka aku mendatanginya. Mereka lalu berkata kepadaku bahwa Abdullah bin Ja’far berkata kepada mereka bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada orang yang menderita penyakit kusta, ‘Hindari dirinya seperti halnya binatang buas. Jika dia masuk ke dalam sebuah lembah maka masukilah lembah yang lain’.

Setelah itu aku datang ke Madinah lalu menanyakan hal itu kepada Abdullah bin Ja’far, dan dia menjawab, ‘Demi Allah, mereka berbohong. Aku tidak pernah berbicara seperti itu kepada mereka. Aku sendiri pernah melihat Umar bin Khaththab diberi gelas yang berisi air lalu mereka minum secara bergantian, sementara di antara mereka ada yang terkena penyakit kusta seperti itu, lalu dia ikut minum darinya dan Umar juga meminumnya, lantas dia meletakkan mulutnya pada bekas mulut si penderita penyakit kusta tersebut hingga akhirnya dia minum darinya, dan aku tahu dia melakukannya supaya tidak tertular.” 

Umar kemudian mencarikan tabib untuknya, maka dia kemudian mendatangi setiap tabib yang didengarnya dapat mengobati penyakit tersebut, hingga dia didatangi oleh dua orang pria dari Yaman. Dia bertanya, ‘Apakah kalian berdua bisa mengobati penyakit pria shalih ini?’ Mereka berdua menjawab, ‘Untuk menyembuhkannya kami tidak mampu, tetapi kami akan mengobatinya dengan obat yang dapat menghambat perkembangan penyakit tersebut sehingga tidak menjadi lebih parah’. Umar berkata, ‘Ini pengobatan yang luar biasa’. Kedua pria itu bertanya lagi, ‘Apakah di tanah kalian ini tumbuh labu?’ Dia menjawab, ‘Ya’. Mereka berdua berkata, ‘Kumpulkan beberapa buah labu tersebut untuk kami!’ Umar kemudian menyuruh untuk mencari labu lalu dikumpulkan hingga mencapai dua onggokan penuh buah labu. 

Setelah itu kedua pria itu membelahnya menjadi dua bagian, lalu membaringkan Mu’aiqib, lantas kedua orang tersebut lantas memegang kaki Mu’aiqib, kemudian memijat bagian dalam telapak kakinya dengan labu, sampai ketika yang satu rusak mereka mengambil bagian yang lain. Ketika keduanya melihat Mu’aiqib telah mengeluarkan dahak berwarna hijau, mereka menghentikannya. Keduanya kemudian berkata kepada Umar, ‘Setelah ini penyakitnya tidak akan bertambah’. Selanjutnya dia berkata, ‘Demi Allah, setelah itu Mu’aiqib masih bisa bertahan, dan penyakitnya tidak bertambah parah sampai ajal menjemputnya’.”

Mu’aiqib hidup sampai masa Kekhalifahan Utsman. 

Dia bisa sembuh dari penyakit kusta dan pantangan makanannya boleh dimakan. Bahkan pada akhirnya dia hampir tidak merasakan bahwa dirinya sedang menderita penyakit kusta. Oleh karena itu, siapa pun yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah —karena percaya kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya— pasti ditolong oleh Allah.

sumber an-nubala

Khuzaimah bin Tsabit

cara-global.blogspot.com - Dia adalah Ibnu Al Fakih, seorang ahli fikih, Abu Umarah Al Anshari Al Khathmi Al Madani, yang mempunyai dua kesaksian. Ada yang mengatakan bahwa dia turut dalam perang Badar. Namun yang benar, dia turut dalam perang Uhud dan perang sesudahnya.


Dia termasuk pemimpin pasukan Ali dan dia mati syahid bersamanya dalam perang Shiffin, tahun 37 Hijriyah. 

Dialah pembawa panji bani Khathmah saat perang Mut’ah.

Diriwayatkan dari Umarah bin Khuzaimah, dari ayahnya, dia berkata, “Aku pernah mengikuti perang Mut’ah dan bertarung dengan seseorang, lalu aku berhasil mengalahkannya. Sementara pelindung kepala yang dipakainya dihiasi dengan sebuah permata sejenis yaqut, dan satu-satunya keinginanku saat itu adalah mendapatkan yaqut tersebut, maka aku mengambilnya. Ketika kami berhasil mengalahkan musuh, aku kembali ke Madinah dengan membawa yaqut tersebut. Setelah itu aku datang menemui Nabi SAW dan memberikan yaqut itu kepada beliau, tetapi beliau justru memberikannya kepadaku. Aku lalu menjualnya pada masa Umar seharga 100 dinar.

Kharijah bin Zaid menceritakan dari Ayah, dia berkata, “Ketika kami menulis mushaf, aku kehilangan satu ayat yang pernah kudengar dari Rasulullah SAW, tetapi kemudian aku menemukannya pada Khuzaimah bin Tsabit. Ayat tersebut adalah:  ‘Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang mendapati apa yang ia janjikan kepada Allah’. (Qs. Al Ahzaab [33]: 23) Khuzaimah ketika itu terkenal dengan julukan Dzu Syahadatain, (pemilik dua kesaksian) karena Rasulullah SAW menyamakan kesaksiannya dengan kesaksian dua orang laki-laki.

Qatadah meriwayatkan dari Anas, dia berkata, “Ketika Al Hayyan membanggakan golongan Anshar, Aus berkata, ‘Pria dari golongan kami yang dimandikan oleh malaikat adalah Handzalah bin Rahib, pria dari golongan kami yang sempat menggetarkan Arsy adalah Sa’ad, pria dari golongan kami yang dijaga oleh lebah adalah Ashim bin Abu Aqlah, dan pria dari golongan kami yang kesaksiannya sama dengan kesaksian dua orang pria adalah Khuzaimah bin Tsabit.”

sumber an-nubala